Saturday, June 4, 2011

what a wonderful world

Perkenalkan, Pin dan Kip.
Usia persahabatan mereka belum genap dua tahun, tapi mereka akrab sekali. Kip sudah terlebih dahulu mengenal pribadi Pin. Sebaliknya, Pin baru betul-betul mengenal Kip akhir-akhir ini. Selama ini Pin sangat sibuk sehingga jarang punya waktu bersama Kip. Namun bukan Kip namanya, kalau tidak berjiwa nekat. Suatu hari, Kip menculik Pin dari kediamannya. Iseng sekali bukan!
"JRENGG!" tiba-tiba Kip muncul di hadapan Pin. Pin terperanjat.
"Ahh! Mengagetkan saja! Dasar Kip freak!" Pin ngomel-ngomel sembari mengatur nafas. 
"Hahaha.. Begitu saja kaget. Ayo, Pin! Kita pergi!" Kip menarik-narik Pin ke arah sebuah pintu.
"Eh, lho, tidak bisa! Lihat ini, pekerjaanku menumpuk. Aku harus menyelesaikannya, Kip!"
Tiba-tiba Kip berhadapan wajah dengan Pin dan menatap matanya dalam-dalam.
"Pin....", Kip menghela nafas, "kau tidak bisa membohongiku. Aku tahu kamu sangat ingin pergi. Aku tahu bahwa pekerjaanmu itu adalah hal terakhir yang ingin kamu kerjakan detik ini juga."
Pin terperangah. Ia syok. Kok Kip bisa mengetahuinya ya? Pin diam saja tak menjawab.
"Pin, ikut aku. Aku yakin kau tak akan menyesal." Kip membimbing Pin yang pasrah, melewati pintu berwarna hijau lime


*di balik pintu*
Sebuah pemandangan terhampar di depan Pin dan Kip. Pin merasa takjub sekali. Matanya membesar, nafasnya tercekat, "Kip.. Oh my...". Kip hanya tersenyum menjawab Pin.
Bagaimana Pin tidak merasa takjub? Padang rumput hijau terpampang di depannya, begitu lembut menggelitik terasa di telapak kakinya. Di dekat mereka terdapat danau kecil dengan berbagai tumbuhan dan bunga liar di sepanjang pinggirnya. Kemana pun Pin memandang, semuanya hijau dan biru. Udaranya sejuk sekali dan mentari tetap bersinar hangat ke segala penjuru. Semuanya nyaman bagi Pin. Sangat nyaman dan nikmat. Pin sampai tidak dapat berkata-kata. "Kip.. Ma.., makas..". "Sama-sama", sahut Kip cepat sambil memamerkan cengiran lebarnya. Saat itu, Pin merasa sangat sangat bahagia. Sangat lepas dan damai. Memang di situlah ia ingin berada, sejak berbulan-bulan lalu. Namun baru sekarang ia bisa merasakannya. Semuanya berkat Kip.


"Nah, berhubung kita sudah berada di sini.." mulai Kip.
"Ngg.. Ya, kenapa?" tanya Pin.
"Yuk, kita panggil Pico." Kip menunjuk ke arah pintu hijau lime yang rupanya ajaib tadi. Pin menoleh ke arah telunjuk Kip. Sahabat Pin dan Kip yang bernama Pico pun masuk. Di tangannya  terdapat beberapa buah buku dan kertas-kertas.
"Aku dataaaang!" ujar Pico ceria.
"AH! Kalian tahu sajaaa!" Pin berteriak senang. Kip tertawa lepas. "Tuh kan, sudah kuduga kamu akan senang. Yuk, kita merumput di sana sambil ngobrol."
"Setujuuu!!"


Seharian penuh, Pin, Kip dan Pico bercengkerama. Sesekali mereka membaca dari buku-buku yang dibawa Pico. Selebihnya berdiskusi seru dan sharing dari hati ke hati. Di sela-sela diskusi pun mereka sempat bermain di danau dan di rumput sekitarnya.
Menjelang matahari terbenam, Pin, Kip dan Pico sudah tidak beraktivitas lagi.
Kip berkata, "Pin, mudah-mudahan kamu sudah lebih sehat sekarang."
Pin terharu betul dengan ucapan Kip. "Kip, thanks banget sudah bantu aku untuk merasakan freedom ini. Aku sudah bahagia sekarang. Aku tahu apa yang bisa membuatku bahagia sekarang." Mata Pin bersinar-sinar bahagia seakan membuktikan kata-katanya barusan. Pin menoleh dan menggenggam tangan Pico. "Pico, thanks ya sudah hadir dan menemaniku. Kamu selalu hadir di saat aku membutuhkanmu!"
"Anytime, Pin!" Pico ikut tersenyum.


Nah. Sudahkah Pin, Kip dan Pico siap kembali pulang via pintu hijau lime tadi?
"Belum!" sahut Kip.
"Wey, sabar wey, belum ada 1 orang lagi!" Pico protes.
"Eits. Tunggu dulu. Kita panggil dulu sahabat kita satu lagi!" ujar Pin bersemangat.
Oke, oke, waduh penulis diprotes nih. Memang siapa sih yang belum hadir?


Secercah cahaya muncul dari pintu hijau lime dan semakin lama makin menguat. Tiba-tiba..
*POP!* Keluar kepala seseorang.
"Mencari saya?" ujar kepala tersebut sambil nyengir.
"KUKI!!!" jerit Pin, Kip dan Pico bersamaan. Kuki kemudian melangkah dari pintu tersebut dan menghampiri mereka. Di tangannya terdapat sebuah nampan besar dengan beraneka piring di atasnya. Ada piring sushi, piring pizza, piring pasta, dan piring nasi goreng.


OH... begitu ceritanya. Jadi Kuki tuh bawa makanan enak untuk kalian? Hm, memang pintar kalian semua. :)
"Iya dong, ini kan reward!" ujar Pin sambil mengacak-acak rambut Kuki, tanda gembira.
Ya, ya, kalau begitu penulis ikut happy deh. hehe.. Selamat makan yaa, ingat jangan mengotori tempat luar biasa ini!
"Beres....!" teriak Kip dan Pico.
Kuki pun mengacungkan jempolnya, "SYIP!"


*fin*

No comments:

Post a Comment